free online counter

Sabtu, 15 Maret 2014

PSK marak di PLTU Sudimoro

Gak tahu bener gaknya...cuman,,,pas lagi asyik googling nemu sebuah blog nya maswoto ada postingan ini....lebih lengkapnya ane copas aja ya...

Geliat pembangunan mega proyek PLTU Sudimoro, Pacitan, tidak saja menjanjikan pasokan listrik 2×315 MW. Tetapi, juga mulai mengusik sisi sosial sebagian masyarakat. Paling tidak, keberadaan wanita pekerja seks komersial (PSK), dikhawatirkan berdampak negatif. “Sebaiknya instansi terkait melakukan pengawasan terhadap indikasi maraknya praktek esek-esek itu,” kata Wakil Ketua DPRD Pacitan, Handoyo Aji, Minggu (18/10). Diakuinya, di sekitar lokasi proyek, memang tidak ada tempat yang secara terang-terangan menjadi ajang tempat maksiat itu. Terlebih, kebanyakan PSK adalah berasal dari luar Kota. Ada sebagian didatangkan dari Bandung (Jawa Barat), Surabaya dan ada juga yang dari Trenggalek. Hanya, pada saat tertentu, jumlah PSK cukup banyak. Sehingga, dikhawatirkan memepengaruhi strutur sosial masyarakat setempat. “Saya mendapat banyak laporan dari masyarakat,” imbuh Handoyo. Tidak itu saja, pengawasan dan penertiban juga untuk mengetahui mobilisasi masyarakat di sekitar proyek yang sangat tinggi. Hal itu tidak terlepas dari kegiatan proyek, yang melibatkan banyak perusahaan-perusahaan (sub proyek) dan ribuan tenaga kerja. Sehingga, jika terjadi masalah, akan mudah penyelesaiannya. “Semua itu untuk kebaikan semuanya. Kelancaran proyek PLTU, masyarakat dan pemkab setempat”. Memang, secara ekonomi, terjadi peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar proyek. Misalnya, rumah-rumah penduduk yang dijadikan tempat pondokan pekerja musiman, maraknya rumah makan maupun usaha jasa lainnya. Sementara, salah seorang warga Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, mengaku sering mencarikan wanita panggilan untuk tenaga kerja asing. Hanya, mereka selalu minta yang berkelas. Sehingga, tidak jarang harus mencarikan dari Surabaya atau Bandung, Jawa Barat. Tentu saja, tarifnya pun realtif lumayan mahal. “Untuk kencan semalam berkisar Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu,” kata sumber yang wanti-wanti tidak ditulis jatidirinya. Dijelaskan, mencarikan wanita bagi pekerja asing di proyek PLTU berawal ketika melayani carteran mobil. Saat itulah,salah seorang staf mengatakan kalao bosnya minta dicarikan wanita. Dan tips mencarikan wanita PSK pun cukup tinggi, yakni Rp 1 juta. “Itu termasuk biaya transport jemput PSK,” imbuhnya. Hanya, kegiatan mencarikan wanita tidak setiap hari. Rata-rata dua minggu sekali. Begitu juga dengan jumlahnya bervariasi. Kadang hanya minta 5 orang, kadang 8 orang PSK. Hanya, selera orang asing itu cukup tinggi. Yakni, wajah dan body tubuh harus mantap. Tidak itu saja, pemesan, juga lebih senang jika si wanita bisa berhasa Inggris. Sebaliknya, jika asal-asalan, akan ditolak. “Selama ini, wanita yang saya bawa selalu masuk kriteria”. Tidak hanya orang asing, bos-bos pribumi juga tidak jarang yang butuh kehangatan wanita. Tetapi, mengenai kriteria tidak terlalu rumit. Yang terpenting, berkulit bersih, masih muda dan lumayan cantik. Untuk memenuhinya, terkadang dicarikan dari Trenggalek atau pun ‘Bandungan’ (berasal dari Bandung-Jawa Barat). Sebab, mencari wanita ‘Bandungan’ banyak ditemukan di café-café di Solo atau pun Yogyakarta.

Itu dia postingannya..hehehe...

0 komentar:

Posting Komentar

Jok sungkan-sungkan reeek...
tak tunggu komentarmu...!!!

Random Post

1 2 3 4 5

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service


Donwload blog ini

Total Pengunjung

Flag Counter

Recent Comment

Print this

Chat Zone

About Administrator

Foto saya
Aku hanya manusia biasa...

Reader Community

Follow Me

Statistik Blog

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

What Time is it?

Follow Me