Alkisah disebuah kampung yang jauh dari keramaian kota,hidup sepasang suami istri dan anak sulungnya yang sangat memprihatinkan.Mereka hidup dalam segala kekurangan dan kemiskinan.Bahkan untuk makan sehari-hari saja mereka harus susah payah untuk mendapatkan rupiahnya.
Suatu ketika sang anak sakit,segala upaya dan usaha telah mereka lakukan,tapi sang anak tak kunjung sembuh juga....maklum....mereka tak mempunyai biaya untuk kedokter,jangankan kedokter,bahkan untuk kepuskesmas saja mereka tidak mampu.
dengan segala usahanya yang tak mampu menyembuhkan sang anak,ditengah hampir putus asa dan berlinang air mata sang ayah bernadzar,"Nak...jika nanti kamu sembuh,Ayah berjanji akan mengajakmu mengemis...."
Betapa sakit dan hancur perasaan sang anak yang mendengar perkataan ayahnya...dia pun hanya bisa diam dan menangis.demi dirinya,sang ayah rela menggadaikan harga dirinya.
Benar juga,beberapa hari kemudian anak itu sembuh...orang tuanya pun sangat senang...selang beberapa hari sang Ayah pun mengajaknya menetapi nadzarnya,saat itulah anaknya kembali berlinang air mata.Diapun berangkat mengemis bersama ayahnya...sang Ayah memakai baju camping,bertopi sawah(CAPIL dalam bahasa jawa) dan membawa karung dipundak...
Mereka berkeliling dari rumah ke rumah di perkampungan dan menadahkan tangan kepada penghuni rumah.saat mereka melakukannya...sang anak merasakan sakit yang teramat sangat,sedih,malu,merasa bersalah bercampur menjadi satu....dia benar-benar tak menyangka pengorbanan orang tuanya begitu besarnya kepada dirinya...bahkan sang Ayah sampai mengesampingkan rasa malu dan harga dirinya demi anaknya.
Cerita diatas memberi kita pelajaran,betapa besar rasa sayang dan cintanya orang tua kita terhadap kita,sampai mereka menjual dan menggadaikan harga diri mereka hanya demi kita.
var hn_url_blog = "http://vapraboys.blogspot.com";
var hn_jumlah_post = 5;
var hn_warna_latar = "#EEEEEE";
var hn_warna_garis = "#000000";
var hn_posisi = "top";
var hn_tampilkan_judul = true;
var hn_backlink = true;
Sabtu, 27 Oktober 2012
Demi anakku,aku rela malu
Label:
Untuk kita renungkan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar
Jok sungkan-sungkan reeek...
tak tunggu komentarmu...!!!