Istri Simpanan

Seorang siswi SD Angkasa IX, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Hana yang baru berusia 8 tahun bertanya kepada ibunya apa artinya istri simpanan itu. Pertanyaan itu tentu mengejutkan ibu Hana bernama Intan Budi Utoyo (34).

Intan bertanya dari mana Hana mengetahui istilah itu. Ternyata Hana mengetahui istilah itu dari buku pelajaran di sekolah yakni buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta (PLBJ) di halaman 30-31. Tentu saja Intan makin terkejut. Dari sinilah terkuat adanya buku pelajaran untuk anak SD dengan materi yang belum pantas untuk anak seusia mereka.

"Saya berpendapat buku itu belum pantas untuk siswa kelas dua SD. Kenapa penerbit menyisipkan materi itu, masih ada cerita lain yang lebih mendidik bagi siswa SD," ujar Intan, Kamis (12/4).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membentuk tim untuk menyelidiki Lembar Kerja Siswa (LKS) Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta yang berkisah tentang istri simpanan dalam kisah "Bang Manan dari Kali Pasir" karena tidak layak dikonsumsi anak Kelas II Sekolah Dasar.

"Belum saatnya anak usia SD mengenal istilah istri simpanan ataupun dicekoki cerita semacam sinetron tersebut," kata Mendiknas Mohammad Nuh usai memberikan penjelasn pers terkait pelaksanaan Ujian Nasional 2012 di Jakarta, Kamis.

Dikatakannya, LKS itu bukan buku wajib sehingga bisa diterbitkan oleh siapa saja, di luar tanggung jawab kementerian, namun pihaknya tidak akan membiarkan peserta didik menerima materi LKS yang tidak layak seperti pada kisah "Bang Maman dari Kali Pasir".

Karena itu, Kemdikbud akan membentuk tim gabungan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Inspektorat Jenderal (Irjen) dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud untuk menyelidiki LKS yang beredar di SD Angkasa Halim Perdanakusumah Jakarta Timur tersebut.

Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Kamis (12/4) telah memanggil Kepala Sekolah SD Angkasa IX Halim, Jakarta Timur terkait digunakannya buku pelajaran yang berisi tentang cerita istri simpanan.

Kepala Disdik DKI Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan memang sekolah diberikan kebebasan untuk menentukan kebutuhan pelajaran termasuk buku muatan lokal. Hanya kebebasan tersebut jangan dipakai tanpa kebijaksanaan dalam memilih buku-buku pelajaran bagi para siswanya.

"Kita memberikan keleluasaan tersebut agar seluruh sekolah bisa mandiri dan bijaksana memilih buku pelajaran yang bermuatan edukatif, psikologi dan pembentukan karakter siswa. Harusnya seperti itu," kata Taufik, Jakarta, Kemarin.

Sementara itu penerbit Media Kreasi merasa bertanggung jawab atas tercetaknya tulisan 'istri simpanan' di buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta (PLBJ) untuk kelas 2 SD. Pimpinan CV Media Kreasi, Haryanto ketika dihubungi wartawan kemarin menegaskan buku tersebut akan ditarik untuk dilakukan revisi per 13 April besok. (Yon Parjiyono/Dwi Putro AA)

Sumber:http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=301159